Indonesia Darurat Membaca, SMK Assalaam Hadirkan Program Literasi
ABSTRAK
Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Literasi menjadi penting dikarenakan berpengaruh dengan wawasan beserta pola pikir suatu bangsa. Meski begitu, seiring perkembangan zaman, tingkat literasi di Indonesia kian menurun. Isu sosial ini sudah dapat kita buktikan dengan beragam lembaga survey yang menyebutkan betapa rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Kurangnya minat baca siswa-siswi di Indonesia juga semakin membuktikan keberadaan isu ini. Siswa-siswi Indonesia seringkali lebih cenderung tertarik dengan hal lain dibandingkan untuk membaca atau menulis. Oleh karena itu untuk menanggapi isu ini, SMK Assalaam Bandung mengusung sebuah program literasi untuk membantu mengatasi hal tersebut. Asep Nurdin selaku ketua literasi menerangkan bahwa, di dalam program ini akan diadakan kegiatan Gerakan Membaca Lima Belas Menit, serta siswa akan menyerahkan jurnal membacanya kepada ketua literasi. Ketua Literasi juga sudah berkoordinasi kepada bagian kurikulum untuk memasukan program literasi ke dalam program wajib sebagai pembiasaan membaca sebelum pembelajaran dilaksanakan. Ketua Literasi juga bekerja sama dengan para dewan guru yang mengajar pada jam pertama hari Senin untuk memeriksa jurnal literasi. Dengan diadakannya program ini, diharapkan dapat berkoordinasi dalam menumbuhkan minat membaca serta menulis siswa- siswi Indonesia.
Pendahuluan
Tak dapat kita pungkiri, darurat literasi sudah dirasakan Indonesia selama bertahun-tahun kebelakang. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diutarakan oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang menuturkan bahwa tingkat literasi Indonesia masih berada di tingkat 62 dari 70 negara. Artinya, tingkat literasi Indonesia berada di tingkat 12 terendah di dunia.
Nisa Felicia, Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), juga ikut mengutarakan bahwa berdasarkan dari hasil tes PISA, sekitar 70% dari siswa di Indonesia memiliki tingkat literasi di bawah standar minimum yang ditetapkan. Dari data tersebut mengutarakan bahwa sekitar 70% dari siswa di Indonesia masih memiliki kesulitan dalam menganalisis, memahami, atau menggunakan informasi dengan efektif, dan dapat mempengaruhi kemampuan pembelajaran siswa secara otodidak.
The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) kembali menuturkan kenyataan, bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, atau dalam kata lain Indonesia sangat payah dalam minat baca. Data dari UNESCO juga menjelaskan, minat baca masyarakat Indonesia sangat memperihatinkan, yaitu hanya 0,001%. Dengan kata lain, dari 1.000 masyarakat Indonesia, hanya 1 orang yang gemar membaca!
Dengan kemajuan teknologi informasi yang kian pesat, perlu juga dibarengi oleh kemauan literasi yang mantap pula. Dengan kondisi literasi masyarakat Indonesia yang seperti itu, akan sangat memungkinkan untuk termakan oleh berita yang bersifat palsu jika tidak melakukan pengecekan fakta terlebih dahulu.
Data-data tersebut demikian membuktikan keberadaan darurat literasi yang sedang menghantui negri ini. Indonesia pun sudah menjadi salah satu negara yang berada dalam status darurat membaca. Masalah ini tentunya perlu kita sadari kebenarannya, dan perlu kita pecahkan agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara yang memiliki tingkat literasi yang hebat.
Pembahasan
Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Namun seiring berkembangnya jaman, literasi rupanya tidak hanya soal baca tulis, namun juga dapat diartikan sebagai kemampuan berbicara, menghitung, berpikir, kemampuan memecahkan masalah, dan lain lain.
Literasi telah menjadi aspek penting yang perlu dikuasai oleh seluruh insan manusia. Dengan tingginya tingkat literasi suatu bangsa akan menilai betapa pintarnya mereka dalam kemampuan berbicara, menghitung, berpikir, atau bahkan memecahkan masalah. Dengan mengasah kemampuan literasi juga akan membuat kita semakin ahli dalam memecahkan suatu masalah di kehidupan kita.
Kecerdasan suatu bangsa juga dapat ditilai dari tingkat literasinya yang telah dibuktikan dengan tingginya tingkat literasi di negara-negara maju. Pada akhirnya literasi dapat menjadi salah satu jawaban untuk mencapai Indonesia yang semakin maju. Literasi juga dapat mengubah pola pikir masyarakat, dan memberikan ilmu atau pengetahuan kepada masyarakat. Membaiknya tingkat literasi di negri ini juga akan memberikan dampak positif ke setiap faktor kehidupan di negri ini.
Krisis literasi tentu saja tidak dapat kita anggap sepele dan perlu kita pecahkan bersama-sama sedini mungkin. Menanggapi isu krisis literasi, SMK Assalaam Bandung hadir dengan berupaya untuk melesatkan kemampuan literasi siswa-siswinya, dengan menghadirkan Program Literasi.
Dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan minat siswa dalam membaca, SMK Assalaam Bandung sudah memulai program literasi pada tahun ajar 2023/2024. Asep Nurdin, selaku Ketua Literasi menilai bahwa para remaja khususnya yang saat ini yang sedang berada di bangku SMA/SMK memiliki minat baca yang rendah.
“Melihat dari perkembangan jaman sekarang ini, para remaja khususnya yang berada di kelas tingkat atas SMA/SMK minat bacanya itu sangat kurang sekali, makanya kami di sini akan mengadakan program literasi atau kegiatan membaca di Sekolah.” Ucap beliau saat kami wawancara pada hari Kamis (24/08/23) hari lalu.
Peserta dari program ini ialah siswa yang saat ini sedang duduk di bangku kelas sepuluh atau sebelas yang sedang menempuh pendidikan di SMK Assalaam Bandung. Program ini akan dilaksanakan dengan waktu yang terjadwal setiap kelasnya agar kelak dapat terukur, terarah dari minat bacanya.
Asep Nurdin juga menyebutkan, bahwa Ia telah berkoordinasi dengan staf bidang kurikulum agar kelak program ini dapat dicanangkan menjadi program wajib yang akan diikuti siswa setiap hari Senin pada jam pembelajaran pertama.
Asep Nurdin saat kami wawancara (24/08/23) | Dok: Fazli Rausyan Fikri X RPL 2
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan ibu kurikulum, dengan bu Isma, (program) ini akan dicanangkan menjadi program wajib atau dimasukan dalam pelajaran, akan tetapi (program) ini masuknya pada jam pelajaran pertama, waktunya di hari Senin.” Ujar kembali Asep Nurdin saat kami wawancara.
Untuk menilai seberapa berhasilnya program literasi yang dimulai pada tahun ajar 2023/2024 ini, Asep Nurdin menyebutkan bahwa pada akhir pekan akan dilaksanakan kegiatan Saturday Activty, dan siswa dapat menceritakan kembali bacaan yang telah dibaca sebelumnya melalui aktivitas ini. Program literasi ini juga dapat ditilai keberhasilannya dengan kemampuan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kesimpulan
Program literasi di SMK Assalaam juga memberikan fasilitas terhadap para siswa dan siswinya media baca yang tersedia di perpustakaan sekolah atau pojok baca. Buku-buku tersebut tersebar dari buku baik bertipe fiksi hingga nonfiksi. Meskipun pada masa kini media baca sudah dapat dengan mudahnya di akses di Internet, para siswa belum tentu memanfaatkan itu atau lebih cenderung tertarik dengan video game.
Dengan diadakannya program literasi ini diharapkan, SMK Assalaam dapat ikut turut berkontribusi untuk memecahkan isu bangsa ini. Program Literasi ini juga diharapkan untuk meningkatkan minat baca siswa, tak hanya siswa-siswi SMK Assalaam, namun juga minat baca siswa-siswi Indonesia.
Isu rendahnya tingkat literasi dapat membawakan kita ke dalam malapetaka jika terus- terusan kita dibiarkan saja. Namun tidak perlu khawatir, kita dapat berkontribusi dengan membaca sebuah bahan bacaan seperti buku, cepen, majalah, atau artikel setidaknya sepuluh menit perhari guna mengasah kemampuan literasi kita. Kita juga dapat mengajak orang lain untuk ikut turut serta mengasah kemampuan literasi kita bersama-sama. Pada akhirnya, isu sosial ini adalah tanggung jawab kita sebagai generasi penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
References
Dayu, S. 2023. Gawat! Indonesia sudah Darurat Membaca. 6 Januari. https://www.neutron.co.id/info/gawat-indonesia-sudah-darurat-membaca/.
Gerald, F. 2023. 70 Persen Anak Indonesia Memiliki Tingkat Literasi di Bawah Standar Minimum Berdasarkan Tes Pisa. 1 Agustus. https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5357299/70- persen-anak-indonesia-memiliki-tingkat-literasi-di-bawah-standar-minimum-berdasarkan- tes-pisa.
Septiani, Z. 2023. Literasi: Pengertian, Manfaat, dan Jenis-jenisnya. 18 Maret. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6625125/literasi-pengertian-manfaat-dan-jenis- jenisnya.
Whiteboard Jurnal. 2023. Literasi Indonesia Peringkat 62 dari 70, Apakah Peningkatan Kualitas Perpustakaan Daerah Bisa Membantu? 1 Januari. https://www.whiteboardjurnal.com/ideas/human-interest/literasi-indonesia-peringkat-62- dari-70-apakah-peningkatan-kualitas-perpustakaan-daerah-bisa-membantu/.
Penulis: Candra Setiawan (X RPL 2)
Photographer: Kiara Danisha Laksmi (XI RPL 1), Iyas Bagus Arya Putra (XI RPL 1)