
Meraih Juara 2 Musikalisasi Tradisional (Karawitan) di FLS3N Tingkat Kabupaten
Smkassalaambandung.sch.id - Kebudayaan adalah identitas sebuah bangsa. Dalam konteks Indonesia, budaya bukan sekadar warisan, melainkan roh yang menghidupkan keberagaman. Di tengah arus globalisasi dan budaya populer modern, menjaga eksistensi seni tradisional menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi generasi muda. Namun, di balik tantangan tersebut, masih banyak pemuda yang menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya lokal.
Salah satu contoh nyata adalah tim ekstrakurikuler Karawitan dari SMK Assalaam Bandung, yang berhasil meraih Juara 2 dalam Lomba Musikalisasi Tradisional (Karawitan) FLS3N tingkat Kabupaten. Tim ini terdiri dari lima siswa berbakat: Nabila, Putri, Erlangga, Aldi, dan Naufal. Mereka membuktikan bahwa generasi muda pun mampu mengolah warisan budaya leluhur menjadi bentuk ekspresi seni yang berkelas dan membanggakan.
Karawitan merupakan salah satu cabang seni musik tradisional Nusantara, yang identik dengan suara gamelan, irama tabuhan, serta nyanyian sinden yang lembut dan penuh penghayatan. Kata "karawitan" berasal dari bahasa Jawa, yang mengandung makna kelembutan dan kehalusan dalam rasa dan bunyi.
Lebih dari sekadar hiburan, karawitan adalah bentuk komunikasi budaya yang sarat nilai-nilai etika, spiritualitas, dan kebersamaan. Musik karawitan tidak bisa dimainkan secara individual. Dibutuhkan kekompakan, harmoni, dan kerja sama antar pemain agar nada-nada gamelan menyatu dan membentuk satu kesatuan yang indah.
Perjalanan menuju prestasi tentu bukanlah hal yang instan. Tim karawitan SMK Assalaam Bandung telah mempersiapkan diri sejak jauh hari sebelum perlombaan. Ekstrakurikuler seni tradisional di sekolah ini memang aktif mengembangkan potensi siswa dalam bidang musik tradisional, dengan dukungan penuh dari guru seni budaya dan pelatih profesional.
Kelima siswa tersebut bukan hanya memiliki bakat alami, tetapi juga semangat yang luar biasa. Mereka rutin berlatih dua hingga tiga kali seminggu di sela-sela kegiatan akademik.
Latihan karawitan bukan tanpa kendala. Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah membagi waktu antara kewajiban belajar, tugas rumah, dan latihan intensif. Beberapa dari mereka juga harus menyesuaikan kemampuan karena belum pernah bermain gamelan sebelumnya. Namun semua tantangan tersebut tidak menyurutkan semangat mereka.
Dengan bimbingan dari pelatih dan guru seni budaya, tim ini diajarkan tidak hanya teknik bermain alat musik, tetapi juga filosofi di balik setiap tabuhan. Proses ini membentuk karakter mereka menjadi lebih disiplin, tangguh, dan penuh rasa hormat terhadap budaya sendiri.
Kepala SMK Assalaam Bandung menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para siswa dan pembimbing yang telah mengharumkan nama sekolah. Menurutnya, ini adalah hasil dari kerja keras, semangat kolaborasi, dan kepedulian terhadap seni budaya.
Ke depan, diharapkan tim karawitan dapat tampil di tingkat provinsi, atau bahkan nasional. Tidak hanya itu, ekstrakurikuler seni tradisional akan terus dikembangkan, bahkan direncanakan akan menjadi program unggulan di sekolah.
Di era yang serba digital ini, mencintai budaya sendiri bukanlah hal mudah. Tapi tim Karawitan SMK Assalaam Bandung membuktikan bahwa seni tradisional bisa hidup dan bersinar jika dirawat dengan hati. Prestasi mereka dalam FLS3N tingkat Kabupaten adalah pengingat bahwa suara gamelan, lantunan sinden, dan semangat kolektif tidak pernah lekang oleh waktu.
Selamat kepada Nabila, Putri, Erlangga, Aldi, dan Naufal. Teruslah berkarya dan menjadi pelita budaya bangsa.